Rabu, 13 September 2023
Pada musim kemarau tentunya akan menimbulkan fenomena alam seperti; tanah menjadi gersang, debu berterbangan sangat tebal, meranggasnya tanaman, bahkan tumbuhan-tumbuhan kering dan mati dan juga musim kemarau berdampak pada berkurangnya pasokan air permukaan maupun air bawah tanah termasuk Desa Batutumpang. Dampak ini juga berimbas pada tumbuhan-tumbuhan menjadi kering dan rentan mudah terbakar jika terkena api. Terlebih dari itu juga seringnya masyarakat membakar berbagai jenis sampah yang menjadi salah satu pemicu Si Jago Merah yang bisa mengancam terjadinya kebakaran selama musim kemarau, baik dari api pembakaran sampah itu sendiri maupun percikan-percikan api yang tertiup oleh angin.
Selain itu kurangnya kesadaran masyarakat yang membuang puntung rokok sembarangan, di hutan, pinggiran jalan, dan di lingkungan sekitar lainnya. Jika sudah terjadi kebakaran banyak dampak negatif yang tentunya sangat merugikan manusia dan lingkungan yang mana asap kebakaran menyebabkan polusi sehingga memperburuk kondisi udara untuk manusia bernapas. Bahkan kerugian kehilangan harta benda dan nyawa sekalipun bisa saja terjadi.
Bedasarkan fenomena alam yang terjadi pada musim kemarau panjang, kita mengamati dan melihat sendiri kebakaran hutan sering terjadi dibandingkan pada saat musim penghujan. Pada musim kemarau angin juga bertiup cukup kencang yang dapat mempercepat perpindahan api ketika kebakaran. Oleh karena itu frekuensi kebakaran yang terjadi harus menjadi perhatian bersama khususnya desa Batutumpang agar tidak merugikan masyarakat dan lingkungan sekitar.
Tinggalkan Komentar
Email anda tidak akan ditampilkan. Harap isi semua yang bertanda *